Oleh: Dodi Hamdani
Salah satu makanan khas orang Indonesia adalah tempe dan yang bersanding
mendampingi setiap orang menyantapnya ialah tahu jadi tahu tempe merupakan
makanan yang sama-sama terbuat dari bahan yang sama yaitu kacang kedelai. Tak
heran kalau orang mengucapkan tahu pasti ia selipkan tempe.
"Wah bang bias-bisa kita gulung
tikar!"
Gerutu Amir seorang
pekerja prduksi tepme kepada teman kerjanya yang lebih senior sambil merapihkan
alat-alat untuk membuat tempe.
"Sudahlah mir jangan terlalu
dipikirin rizki kita tidak hanya dari jualan tempe kalu memang pabrik ini mau
gulung tukar" Sahut bang Rudi mantap sambil memandang Amir yang larut
dalam pekerjaannya.
Dan hari ini mungkin hari mungkin terakhir kalinya ia mencuci dan
merapihkan alat-alat pembuat tempe.
Dari perckapan mereka berdua, Abah tukang becak yang selalu mengantarkan
tempe buatannya iba lalu berkata kepada mereka:
"Anak-anaku Abah merasakan apa yang kalian alami sekarang, dan benar
apa kata abangmu mir cobalah untuk mencari dan menjemput rizki tuhanmu dengan
cara dan usaha yang lain"
"Tapi bah, Amir belum bisa menerima kebijakan para penjual bahan baku
tempe yang menaikan harga hingga seratus persen"
Amir mencoba memancing suasana.
"Itu bukan kebijakan para penjual bahan baku mir, tapi Negaralah yang
membuatnya seperti sekarang"
Abangnya yang dulu selalu menerima keadaan apapun tapi kali ini ia
luapkan juga unek-uneknya karena tak kuat menahan di hatinya.
"Negara kita mengimpor kacang
kedelai -yang dijadikan tumpun para prodesen tahu dan tempe- dari berbagai
Negara seperti Amerika, Argentina, Cina , dan India" lanjutnya bagai
seorang politikus yang sedang beradu mulut.
"Apa Negara kita tak dapat menghailkan kacang keledai?" Potng
Amir menyela perkataan abangnya sambil menghentikan pekerjaan karena tertarik
dengan topic yang dibicarakan.
"Itu dia mir bodohnya orang Indonesia!... kalo menurut saya selaku
orang awam suruh saja orang-orang kita untuk menanamnya sekaligus dikasih modal
oleh pemerintah, toh itu semua untuk kita-kita juga, iya kan!.
"Iya iya…. Bang kita ini memang boodooh padahal katanya tongkat
kayupun menjadi tanaman di tanah Indonesia"
Sembari cengengesan Amir memberikan komentar, seperti nada yang
merendahkan.
"Loh ko kita sih yang bodoh mir?" Tanya abangnya yang seakan
tidak menerima kalo dirinya disebut orang yang bodoh. "Padahal mempunyai
pabrik tempe saja tidak semua orang bias!" gumamnya dalam hati.
"Lah abang kata orang Indonesia yang bodoh, emang abang orang
mana?"
Muka abangnya sedikit memerah dan tersipu malu, karena tidak boleh tidak ia
tinggal di tanah Indonesia.
"Maksud Abang kan para penghuni di sana yang selalu mengatur ini itu
padahal mereka sendiri…" Dengan dana dan raut muka yang melecehkan.
"Eh bang bukankah mereka lebih pintar dari kita, mereka mampu meduduki
kursi pemerintahan dengan jabatan dan keahlian yang berbeda-beda. Lah kita bang
Cuma dapat membuat tempe saja sudah melecehkan orang, enggaklah bang"
Abangnya Cuma bias menunduk malu seakan menerima ucapan Amir dan merasa
bersalah.
"Makanya bang jangan terlalu mudah menyalahkan dan meremehkan orang
lain, karena setiap orang mempunyai kelebihan masing-masing"
Abah tukang becak Cuma bias tersenyum simpiul melihat percakapan mereka
burdua.
Ledeng
04 Muharram 1429 H