Sunday, January 15, 2012

SELAMATKAN ANAK KITA DARI KOTAK AJAIB



Oleh: Dodi Hamdani

Pagi hari yang tak begitu cerah bersamaan dengan orang-orang hendak menunaikan aktivitasnya sehari-hari, ada yang pergi ke kantor, ke sekolah, ke pabrik dan ada juga yang lebih pagi dari itu ialah mereka para petani yang banyak memberikan andil untuk kelangsungan hidup kita. Ana adalah seorang anak yang baru menginjak kelas dua SD dengan mata yang baru melek ia langsung teringat remot TV dan cerita kartun yang tidak pernah ia lewatkan.
Seorang ibu yang begitu sayang pada anaknya tentu merasa senang kalau melihat anaknya gembira dengan aktivitasnya, tapi tidak sedikit ibu-ibu yang merasa risih dengan dengan aktivitas anaknya yang tidak terlalu penting dan hanya membuang-buang waktu saja. Ada pula ibu-ibu yang sama sekali tidak peduli dengan apa yang dilakukan anaknya.
Melihat penomena di atas kita selaku pendidik maupun calon pendidik sudah selayaknya ikut andil dalam menemukan solusi bagaimana menyelamatkan anak bangsa dari pengaruh-pengaruh negatif, salah satunya penagruh kotak ajaib alias  televisi (TV) yang banyak membius anak-anak kita dari kesadaran mereka seharusnya belajar dan terus belajar untuk menjadi anak yang berguna bagi ayah ibu, saudara, tetangga, bangsa dan negara.
 Kotak ajaib ya itulah sebuah kotak yang tidak hanya membius anak-anak kita saja melainkan orang dewasa sampai nenek-nenekpun mempunyai jadwal sinetron yang digemarinya. Pemaparan ini bukan berarti menjek-jelekan kotak tersebut karena tidak dapat kita pungkiri bahwa kotak tersebut ada manfaatnya, dengan kehadirannya ada yang diuntungkan ada pula yang merasa dirugikan untuk itu coba anda rasakan sendiri perbandingnya apakah kita banyak diuntungkan atau dirugikan?
Kembali kepada anak-anak kita mau dibawa kemanakan mereka? mau dijadikan apa mereka? Atau malah kita bertanya mau apa mereka sebenarnya?. Ingatlah, anak usia ini sedang dalam tahap mengembangkan perilaku sosial. Ia harus mendapat banyak kesempatan bermain dengan teman-temannya. Jangan jadikan kotak ajaib sebagai pengganti bentuk bermain. "Nonton TV itu, kan, cenderung pasif. Tak ada interaksi dua arah. Beda jika ia main dengan teman-temannya. Ia akan aktif, entah fisiknya, komunikasi, atau sosial. Jadi, ada timbal-balik, belajar saling memberi," kata seorang psikolog Hera L. Mikarsa. Ketua Program Profesi pada Fakultas Psikologi UI.
Perlu kita ketahui pula ketika anak barmain, baik itu sendiri maupun dengan temannya berarti anak sedang belajar dan mengamati alam sekita dan biasanya ia senang kalau menemuka hal-hal yang baru ditemukan tatkala sedang barmain, oleh karena itu biarkanlah anak bermain sepuasnya sampai ia merasa bosan dan menemukan kembali apa yang anak sukai. Ini semua tentunya harus dalam pengawasan sang orang tua kalau ada banyak waktu untuk mereka, arahkan dan bimbing untuk menemuka apa yang anak dan kita inginkan supaya terjadi timbal balik positif antara anak dan ibu.
Kalau setiap anak merasakan bebas berekspresi di masa kecil biasanya ia akan tumbuh menjadi anak yang kreatif di masa menginjak dewasa, dan kita berharap setiap anak bangsa tumbuh   
  

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog