Sunday, January 15, 2012

FILOSOFI AIR I



FILOSOFI AIR  I

"Angin tak kunjung datan, hujan tak kunjung turun dan tak ada sedikitpun petir menyambar"
   harapan seorang  pendiam yang ingin mendapat tantangan dari tuhannya. Tetapi bukan berarti ia orang yang tegar, tabah ataupun kuat menghadapi cobaan, hanya saja ia mengignginkan perubahan dalam hidupnya karena terinspirasi dengan pernyataan yang membuatnya terus terngiang.
 " kalau seseorang dihadapkan dengan ujian, cobaan, tantangan dan setumpuk beban, dalam keadaan terdesak biasanya ia akan berfikir dan menemukan berbagai cara bagaimana menghadapinya."
Sebut saja namanya Hida dua puluh dua tahun silam ia terjatuh dari rahim ibunya namun entah berapa tahun saja ia merasakan hidup yang sebenarnya, selama ini ia hidup apa adanya.
"kalau kita hidup hiduplah sebagaimanan air mengalir dari hulu ke hilir. Air dari hulu tidak mempunyai tujuan lain kecuali untuk dapat  sampai ke muara bahkan ke laut lepas"
Prinsipnya yang ia pegang selama ini dan ia obralkan ke setiap teman yang ia jumpai dan ajak ngobrol.
"Air kan biasa-biasa saja mengalir berarti kau ini orang yang paling santai dong!"
Celetuk salah satu teman bicaranya denga suara agak menantang dan raut muka sedikit garang. Iapun tidak mau kalah begitu saja dengan pendapatnya, sambil menghela napas dalam-dalam ia melanjutkan "
"Eit jangan sangka santainya air bukan ia tak berdaya, tak berkekuatan dan tak punya pengaruh. Coba kau bayangkan untuk sampai ke laut lepas air dari hulu harus melewati tangan para petani yang hendak membelokan untuk mengairi sawah iapun harus melewati tangan-tangan ibu rumah tangga yang hendak mencuci pakaian, alat dapur, bahkan badannya sendiri"
Dengan nafas terengah-engan iapun melanjutkan dengan sedikit emosi "Apakah lurus-lurus saja ia melewatinya bagai jalan tol, tentu tidak kan!"
"Nyantei dong ngomongnya katanya berprinsip seperti air mengalir, air kan mengalir kan mengikuti arus "
"Iya iya ya" tukasnya dengan nada yang lebih santai
Akhirnya teman hida itu mengangguk-anggukan kepala sambil merenungkan apa yang telah ia dengar. Dengan sedikit rasa bangga ia menepuk pundak hida sambil berkata. "baguslah kalau kau punya prinsip, mudah-mudahan jadi acuan dan motivasi dalam hidupmu"
"Amiienn....."
Sahut keduanya hampir bersamaan. 


Bandung, 1 Muharram 1429

0 komentar:

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Free Blogger Themes | Free Song Lyrics, Cara Instal Theme Blog